Obat bahan alam sudah digunakan secara turun temurun. Indonesia kaya sumber daya genetik dan indigenous knowledge. Data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2010 menunjukkan 50% penduduk berusia 15 tahun ke atas menggunakan jamu. Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes) 003/2010 tentang Saintifikasi Jamu mengarahkan produk jamu atau bahan alam dapat diilmiahkan dan diteliti lebih mendalam agar dapat memiliki dasar yang kuat dalam penggunaan dimasyarakat. Berdasarkan Keputusan Mentri Kesehatan (Kepmenkes) No. 381/MENKES/SK/III/2007, pemerintah mendorong pemanfaatan sumber daya alam dan ramuan tradisional secara berkelanjutan. Diharapkan dapat menjamin pengelolaan potensi alam Indonesia agar memiliki daya saing. Hal lain yang juga penting yaitu tersedianya obat tradisional dan menjadikan obat tradisional sebagai komoditi unggul.
Hasil penelitian di Desa Haratai Kecamatan Loksado Kabupaten Hulu Sungai Selatan, Kalimantan Selatan diperorelah data keragaman berbagai jenis tumbuhan berkhasiat obat dan kosmetika. Diketahui sebanyak 110 jenis dari 57 famili dengan 3 jenis diantara tumbuhan yang dimanfaatkan termasuk kategori langka, sehingga perlu upaya untuk menyelamatkan keberadaan tumbuhan berkhasiat obat tersebut.
Perlu pengkajian secara seksama terkait obat yang berbasis bahan alam dapat dimanfaatkan masyarakat lebih optimal. Pengkajian dapat dilakukan melalui lembaga penelitian di Perguruan Tinggi, dan lembaga penelitian milik pemerintah maupun swasta. Universitas Lambung Mangkurat yang salah satu fokusnya pengembangan lahan basah dalam hal ini bahan alam diharapkan dapat ikut berperan melalui Pusat Studi Obat Berbasis Bahan Alam. Pengkajian obat bahan alam dapat difokuskan pada tanaman asli Kalimantan yang tidak ada di daerah lain, bahkan di negara lain. Pusat Studi Obat Berbasis Bahan Alam (PSOBBA) Universitas Lambung Mangkurat (Unlam) memiliki lingkup kegiatan di bidang penelitian, pendidikan, dan pengabdian kepada masyarakat. PSOBBA beranggotakan dari berbagai bidang ilmu terkait bahan alam, sehingga kajian bersifat komprehensif dan berintegrasi. Tim PSOBBA terdiri dari peneliti atau dosen di bidang farmasi bahan alam, kedokteran, biologi, kehutanan, dan pertanian yang tersebar pada empat fakultas yang ada di Universitas Lambung Mangkurat. Kualifikasi tim PSOBBA terdiri atas 3 doktor dan 5 orang S2.
Pada kegiatannya PSOBBA Universitas Lambung Mangkurat melakukan berbagai penelitian mengenai penelitian dasar yang bersifat eksploratif, pendataan tanaman asli kalimantan dengan khasiat empiris pada setiap daerah, penelitian berkelanjutan terhadap tanaman dengan potensi obat untuk penyakit degeneratif, pengembangan budidaya tanaman obat, pengembangan kosmetik bahan alam, sosialisasi pada masyarakat terhadap hasil penelitian, publikasi ilmiah internasional, seminar nasional, seminar internasional, dan pelatihan obat bahan alam. Kerjasama dengan institusi pemerintahan dan swasta juga dilakukan. Semua hal tersebut akan berdampak pada kemajuan perkembangan Universitas Lambung Mangkurat pada tingkat nasional dan internasional.
Sebagai Pusat Studi Obat Berbasis Bahan Alam yang dijadikan salah satu rujukan nasional dan berkontribusi dalam pengembangan obat berbasis bahan alam untuk kesehatan yang sustainable dan berdaya saing tinggi.
Sehubungan dengan visi tersebut, maka beberapa misi yang akan dilakukan yaitu:
Ketua: Dr. Sutomo, S.Si., M.Si., Apt (PS Farmasi/FMIPA)
Anggota: